11.11.2009

Kediaman Rasulullah SAW.

Kita maklumi bersama bahwa tidaklah diperkenan-kan melayangkan pandangan ke dalam kamar atau rumah orang lain. Namun tujuan kita di sini adalah untuk mengambil contoh dan teladan dari rumah yang mulia tersebut. Rumah dengan ketawadhu'an sebagai asasnya dan keimanan sebagai modalnya. Dapat engkau lihat, dindingnya bersih dari gambar-gambar makhluk bernyawa yang banyak dipajang orang di rumah-rumah kebanyakan orang pada hari ini. Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing atau gambar." (HR. Al-Bukhari).

Kemudian arahkan pandanganmu kepada perabotan rumah yang biasa dipakai beliau Shallallaahu alaihi wa Salam sehari-hari. Diriwayatkan dari Tsabit ia berkata: Anas radhiyallaahu anhu memperlihatkan kepada kami sebuah gelas terbuat dari kayu yang tebal dan disepuh dengan besi. Ia berkata: "Wahai Tsabit, inilah gelas Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam." (HR. At-Tirmidzi).

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam biasa meminum air, nabidz, madu dan susu dengan gelas itu.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyalaahu anhu ia berkata: "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam biasa bernafas tiga kali sewaktu minum." (HR. Muttafaq 'alaih).

Yaitu bernafas di luar gelas. Beliau melarang bernafas di dalam gelas sewaktu minum dan beliau juga melarang meniup minuman. (Sebagaimana yang disebutkan dalam HR. At-Tirmidzi).

Adapun baju perang yang biasa beliau kenakan saat berjihad di medan peperangan, pada hari-hari yang keras dan penuh kesulitan, sudah tidak ditemukan lagi di rumah beliau. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah menggadaikannya kepada seorang Yahudi dengan tiga puluh sha' gandum, sebagaimana yang dituturkan 'Aisyah radhiyalaahu anha. Ketika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam wafat, baju perang itu masih ada di tangan orang Yahudi tersebut.

Beliau Shallallaahu alaihi wa Salam tidak pernah membuat kaget keluarga atau membuat mereka takut. Namun beliau menemui keluarga dengan sepengetahuan mereka dan dengan memberi salam terlebih dahulu. (Lihat Zaadul Ma'aad II/ hal 381).

Perhatikanlah dengan saksama hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam berikut ini: "Alangkah beruntungnya orang yang mendapat hidayah kepada Islam, lalu dia mencukupkan diri dengan kehidupan yang sederhana serta bersikap qana'ah." (HR. At-Tirmidzi).

Simaklah baik-baik hadits yang agung berikut ini: "Barangsiapa yang aman sentosa di tengah-tengah kaumnya, sehat jasmaninya, lagi memiliki makanan pokoknya sehari-hari, maka seakan-akan ia telah meraih dunia dengan segala isinya." (HR. At-Tirmidzi).

Tidak ada komentar: